Ketika mulai membicarakan mengenai polemik negara ini, kita bisa fokus pada beberapa polemik yang terjadi di sebuah intitusi yang katanya menjadi wakil rakyat, yaitu DPR RI.
Akhir- akhir ini, semua media massa, baik cetak maupun elektronik gencar memberitakan polemik- polemik tersebut. Kenapa saya mengatakan "ploemik- polemik"? Karena banyak sekali hal- hal yang menurut saya TIDAK PANTAS dilakukan oleh wakil rakyat, yang katanya memiliki intelegensi yang tinggi. Mari kita lihat beberapa hal yang mereka lakukan tanpa berpikir dan mempertimbangkan kepentingan rakyat.
Pembangunan Gedung Baru DPR RI
Wah wah...mau membangun gedung baru? Keren.... apalagi melihat maket dari bangunannya.
Tapi apakah bangunan itu benar- benar diperlukan atau dengan kata lain menjadi sebuah kebutuhan mendesak?
Mari kita kaji ulang. Ketika saya melihat kantor salah satu anggota DPR RI, saya merasa tempatnya masih layak pakai. Memang, ada beberapa hal yang mengalami kerusakan (tapi itu tidak banyak). Apalagi diperparah dengan ruangan yang semakin sempit. Hal itu disebabkan oleh bertambahnya jumlah karyawan pembantu mereka (sekitar 5-7 orang). Dengan alasan itulah, DPR RI memutuskan untuk merencanakan pembangunan gedung baru. Sangat disayangkan! Padahal mereka bisa melakukan beberapa langkah kecil untuk membuat ruangan kerja menjadi lebih nyaman, dan tidak terlihat penuh.
a. Untuk masalah beberapa kerusakan yang ada, mereka bisa memperbaikinya dengan biaya yang tidak terlalu besar. Ini berarti barang- barang yang rusak diganti dengan barang baru (ingat, mereka bisa memilih barang dengan kualitas bagus tapi harga miring).
b. Untuk membuat suasana menjadi lebih nyaman, mereka bisa melakukan beberapa perubahan pada ruangan. Kalau mereka kreatif, mereka bisa mengatur ulang ruangan. Dengan penempatan kursi dan meja yang proposional, pastilah ruangan terasa lebih nyaman. Kemudian, mereka bisa mengganti warna cat tembok. Pilihan warna yang bisa menyegarkan bisa membantu mereka dikala banyak hal- hal penat. Tambahkan pemanis ruangan, seperti lukisan, foto, atau piagam2 prestasi mereka. Disamping itu, pemilihan pewangi ruangan juga penting untuk menumbuhkan perasaan nyaman ketika bekerja. Pilihlah furniture yang minimalis, yang membuat ruangan tidak terlihat penuh. Sediakan makanan dan minuman di ruangan. Yang terakhir, buatlah sebuah sistem yang baik dan nyaman ketika bekerja. Bagaimana mereka bisa membangun suasana yang bersahabat dan nyaman dengan para karyawan.
c. Lihatlah hai para wakil rakyat. Masih banyak diantara kami, rakyat Indonesia yang tidak kau sentuh. Kami masih merasa kelaparan, sedangkan kalian bisa menikmati uang yang melimpah. Kami tidak mendapatkan tempat layak untuk menuntut ilmu (sekolah rusak, beralaskan tanah, sekolah mau roboh, dll), sedangkan kalian dengan bangga mempertunjukkan rencana pembangunan gedung baru, yang menghabiskan dana yang sangat besar. Jangan kami disalahkan ketika kami membandingkan pembangunan itu dengan keadaan sekolah atau sarana dan prasarana yang tidak memadai. Betapa sulitnya kami meminta dana untuk pembangunan sekolah, tapi betapa mudahnya kalian mengucurkan dana untuk memenuhi kepuasan kalian sendiri?
"STUDI BANDING"
Selain itu, mereka juga mengadakan "studi banding" yang menurut saya cuma buang2 waktu dan uang. Ingat bahwa uang yang mereka pakai adalah uang rakyat!!! Untuk apa studi banding ke Yunani, kalau hanya untuk belajar etika? Toh pada implementasinya, anggota DPR tidak memiliki etika. Misalnya, pada saat rapat biasa atau paripurna, berapa banyak dari mereka yang TIDUR, TELPON2 nan sampai dengan MENONTON VIDEO PRONO. Hal yang paling parah, banyak sekali diantara mereka yang TIDAK HADIR a.k.a ABSEN dari sidang/rapat. Wah kalau saya jadi mereka, pastilah MALU. Tapi sepertinya mereka tidak memiliki sisi MALU itu. Menurut saya, kata "studi banding" yang mereka gemborkan tidak pantas dipakai. Karena pada kenyataanya, mereka hanya menghabur2kan uang rakyat saja. Lihatlah, semakin besar "PERUT" para wakil rakyat, dikala masih banyak rakyat Indonesia yang menderita BUSUNG LAPAR!!
Satu hal yang bisa dipahami, memang tidak semua anggota setuju atau bertindak seperti di atas. Tapi jumlah mereka yang tidak melakukan tindakan tersebut bisa dihitung dengan jari tangan. Padahal jumlah anggita DPR RI ratusan. Sungguh sangat MIRIS, MEMALUKAN, dan MENCORENG NAMA BANGSA INDONESIA.
15 April 2011. 13:26