Minggu, 20 Februari 2011

::Marah::

curhat dulu dah.....
hmmm.... ni tentang KRS dan SKS... (sebenarnya KRS terakhirku)

truly, aku bingung dengan sistem yang diterapkan di FIB UGM... masa antara bagian akademik dan setiap jurusan ga punya informasi yang sama??!!?

di jurusan mengatakan, untuk diploma sks yang harus dipenuhin buat lulus 112, sedangkan di akademik lulusnya 110 sks... nah lho.... ni yang mau diturutin yang mana?????

agak kecewa, tapi kalau melupakan kemarahan, njuk nanti proses lulusnya dipersulit...hmmm (biasalah orang yang punya kedudukan pasti gitu- most of them)

hal lainnya kenapa waktu PPSMB 2008, ketika dijelaskan dan diberi silabus buat matkul yang harus diambil (entah wajib atau pilihan), pihak jurusan ga menginformasikan kalau 3 matkul wajib dihapus, PKL, Seminar KArir, Manajemen Karir.... Oiiiii, kami baru tahu sekarang!!!!ketika semster akhir... AKIBATNYA... kami harus ambil matkul tambhan... padahal kami seharusnya sudah bisa ngerjain tugas akhri aja...hmmm...sistem dan penerapan yang sangat sangat jelek dan tidak terbuka kepada mahasiswanya... Cape dech!!!!!!!

kalau tahu itu dihapuskan, ya kita bakal ambil matkul pilihan yang lebih banyak... Ini malah, mereka tidak mau disalahkan...DASAR orang atas...ckckckkc....

Cobalah untuk mendengar wahai engkau...(yang punya jabatan). Jangan karena Jabatanmu dan pengalamanmu, engkau sampai meremehkan kami....mempermainkan kami (lebih tepatnya).

Dan satu hal lagi....dosen pembimbing kok ya belum diumumkan....astajim.....njuk pan mulai konsultasi (dalma koridor intensif)

(lega)
Karena saya seorang Nasrani (bangga), meskipun diperlakukan begitu, saya akan tetap mengasihi mereka...berdoa biar adik kelas nasibnya lebih baik...dan mereka bisa jauh lebih terbuka kepada mahasiswanya, (kalau perlu bikn konferensi pers buat memberitahukan sistem yang benar dan harus dijalankan)


(ini hanya curahan hati, bila ada yang tersinggung maaf.....n semoga bisa menjadi cerminan diri)

Teman Baik vs Pacar

Yang namanya cowok- cewek, tentu bisa dan boleh jadi sahabat. Rugi sendiri kalau hanya karena alasan gender, trus kita gak mau punya sahabat lawan jenis. Tapi, kalau ditanya apa sih beda sahabatan sama pacaran? Apa Jawabanmu? Apa bedanya cuma diakui atau gak diakui aja? Atau bedanya justru tindakannya, misalnya kalau pacar boleh dipeluk atau yang lebih jauh lagi? Wah, kalau menurutku kriterianya gak gitu dech......

MOTIVASI

SO, apa batas sahabat sama pacar? Batas pertama adalah motivasi diri sendiri. Yup, pada dasarnya, kita sendiri yang harus nentuin batasanya. Apa motivasi kita punya bersahabat sama lawan jenis? Kalau motivasinya buat ban serep, misalnya kalau pacar lagi gak bisa nemenin makan kita ajak temen kita, atau bahkan kita temenan sama dia cuma buat manas- manasin pacar, rasanya itu bukan motivasi yang bener dan pasti akan bikin masalah untuk ke depannya. Sama halnya, kalau motivasi kamu cari sahabat lawan jenis cuma buat "pelampiasan" karena habis putus, atau buat "jaga gengsi" karena kamu masih jomblo, itu juga bukan motivasi yang baik. Motivasi seperti itu bukan persahabatan, tapi cuma manfaatin doank. Demikian juga dengan pacaran itu sendiri.

ETIKA

Ngomongin soal etika emang kesannya orang tua banget ya..hehehhe.. Tapi di dunia yang serba modern ini, kita perlu dan harus tahu, serta paham yang namanya ETIKA. Nah, etika budaya di Indonesia beda banget dengan budaya Barat. Misalnya, dalam pergaulan, cowok-cewek pun sama. Jangan sampai karena hal ini kita lantas dikira suka gonta- ganti pacar atau bahkan punya pacar di mana- mana, padahal mereka cuma temen kita.
TERBUKA dan TAU PRIORITAS

Kalau kita tahu pacar kita suka cemburu sama si A (temen lawan jenis) trus kita suka diem- diem kalau nemuin si A, wah...itu mah cari masalah. Terbukalah pada kedua belah pihak. Sring kali cemburu itu terjadi selain karena dua poin di atas juga karena kita ga terbuka. Tau prioritas juga penting lho!!!!! Kalau emang pacar kamu super duper posesif, apa itu hubungan yang sehat? OR kalau dia enggak bisa menghargai kamu (tanpa alasan kuat), apa dia pantas disebut teman baik?

Love is not about emotion, Love is about choice

Cinta sering disebut sebagai perasaan. Perasaan gimana? Perasaan yang berbunga- bunga, berdebar- debar, waktu inget seseorang kita jadi susah tidur, susah makan, susah ke belakang...ups...., (itu kurang serat kale). Well, tapi apa kalau ga ada perasaan seperti itu kita berarti ga ada cinta? Masa suami istri yang udah nikah bertahun- tahun tetep deg- degan kalau ketemu? Nggak donk. Tapi, apa itu berarti mereka udah ga cinta? Jelas enggak juga. Bahkan kalau ortu kita lagi marah besar sama kita, bukan berarti mereka ga sayang n cinta ma kita. 

Cinta bukanlah sebuah perasaan tertentu. Tapi cinta adalah pilihan. Itu terbukti ketika kita bilang cinta sama seseorang, entah itu ortu, temen, saudara, pacar, dll, itu pada dasarnya juga adalah pilihan. dan pilihan itu juga terkait dengan komitmen, bukan pilihan acak (secara acak tuch sebenarnya juga ga bisa disebut memilih). So, kalau kita tahu cinta itu bukan hanya tentang perasaan, tapi pilihan plus komitmen.